Categories
ONLINE ADS

8 Tren Digital Marketing di Tahun Ini yang Perlu Diketahui

Mengapa Perlu Mengikuti Tren Digital Marketing?

Digital marketing bukan lagi sekadar pilihan dalam dunia bisnis, melainkan kebutuhan. Di tengah persaingan yang ketat dan perubahan teknologi yang cepat, perusahaan maupun pelaku usaha dituntut untuk tetap relevan. Salah satu cara paling efektif untuk tetap kompetitif adalah dengan mengikuti tren digital marketing terbaru.

Tren ini bukan hanya soal gaya atau teknologi baru, tetapi juga mencerminkan bagaimana perilaku konsumen, platform digital, dan algoritma terus berubah. Dengan memahami arah perubahan ini, bisnis bisa mengembangkan strategi yang tepat sasaran dan efisien.

Artikel ini akan membahas delapan tren digital marketing yang paling menonjol di tahun ini. Setiap tren akan dijelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami, tanpa istilah teknis yang membingungkan, sehingga bisa langsung diaplikasikan dalam strategi bisnis Anda.

tren digital marketing terbaru yang sedang mendominasi strategi bisnis online

1. Personalisasi Konten Semakin Diutamakan

Salah satu tren digital marketing yang terus menguat adalah personalisasi. Konsumen kini mengharapkan pengalaman yang relevan dan disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Personalisasi tidak hanya berlaku pada email marketing, tapi juga pada konten website, rekomendasi produk, hingga iklan digital.

Contoh sederhananya: pengguna yang pernah melihat produk sepatu olahraga akan lebih tertarik jika disajikan konten yang sesuai minat mereka dibandingkan iklan umum. Teknologi seperti AI dan machine learning memungkinkan bisnis untuk mempelajari perilaku pengguna dan memberikan pengalaman yang lebih personal.

2. Dominasi Konten Video Pendek

Platform seperti TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts telah mengubah cara konsumen mengonsumsi konten. Video berdurasi pendek terbukti lebih menarik dan mudah dicerna, terutama oleh generasi muda yang memiliki perhatian visual lebih cepat berpindah.

Tren digital marketing ini mengarahkan brand untuk berpikir lebih kreatif dalam menyampaikan pesan. Tidak perlu peralatan mahal atau durasi panjang, cukup dengan storytelling yang kuat, visual yang menarik, dan pesan yang jelas.

Konten video juga lebih mudah dibagikan, meningkatkan potensi viral dan menjangkau audiens yang lebih luas secara organik.

3. Optimalisasi Pencarian Suara (Voice Search)

Pencarian berbasis suara bukan hal baru, namun tahun ini penggunaannya semakin meningkat. Dengan kehadiran perangkat seperti Google Assistant, Siri, dan Alexa, orang semakin sering menggunakan perintah suara untuk mencari informasi.

Hal ini mempengaruhi cara bisnis mengoptimasi konten mereka. Kata kunci yang dulunya berbentuk pendek kini mulai bergeser ke bentuk kalimat atau pertanyaan panjang seperti, “apa tren digital marketing tahun ini?” atau “strategi pemasaran online terbaru untuk UMKM.”

Oleh karena itu, penting untuk memasukkan variasi keyword berbentuk pertanyaan dalam strategi SEO.

4. Penggunaan Chatbot Cerdas dan Interaktif

Chatbot kini bukan sekadar penjawab otomatis. Dengan perkembangan teknologi, chatbot menjadi lebih pintar dan responsif terhadap pertanyaan konsumen. Banyak bisnis yang menggunakan chatbot di website atau WhatsApp untuk menjawab pertanyaan, memberi rekomendasi, hingga melakukan follow-up penjualan.

Tren digital marketing ini memperlihatkan bahwa kecepatan respon adalah salah satu faktor penting dalam pengalaman pelanggan. Pengguna ingin jawaban instan, kapan saja mereka menghubungi.

Dengan integrasi AI, chatbot bahkan bisa mempelajari pertanyaan yang sering muncul dan memberikan jawaban yang semakin relevan seiring waktu.

5. Interaktivitas dalam Kampanye Pemasaran

Pengguna internet kini tidak hanya ingin menjadi penonton pasif. Mereka ingin berinteraksi, terlibat, dan menjadi bagian dari pengalaman brand. Inilah yang mendorong maraknya konten interaktif seperti polling, kuis, live streaming, hingga fitur augmented reality (AR) dalam kampanye digital.

Contoh yang populer adalah filter Instagram dari brand tertentu yang bisa digunakan oleh pengguna. Selain membuat kampanye lebih seru, strategi ini meningkatkan keterlibatan dan brand awareness secara alami.

Tren ini menggarisbawahi pentingnya kreativitas dalam menghadirkan pengalaman digital yang menyenangkan dan berkesan.

6. Influencer Mikro Lebih Diandalkan

Jika dulu brand besar berlomba-lomba menggandeng selebriti atau mega influencer, kini perhatian mulai bergeser ke mikro influencer. Mereka adalah individu dengan jumlah pengikut yang tidak terlalu besar, namun memiliki hubungan yang lebih erat dan kredibel dengan audiensnya.

Tren digital marketing ini berangkat dari kebutuhan akan keaslian. Konsumen lebih percaya ulasan atau rekomendasi dari orang yang mereka anggap “dekat” dibanding iklan yang terlalu sempurna.

Mikro influencer juga lebih terjangkau dan biasanya punya engagement rate yang lebih tinggi, sehingga cocok untuk brand yang ingin fokus pada komunitas spesifik.

7. Fokus pada Data dan Privasi Pengguna

Setelah berbagai regulasi seperti GDPR di Eropa dan regulasi serupa di berbagai negara, pengguna kini lebih sadar akan privasi data mereka. Ini membuat bisnis perlu lebih transparan dalam pengumpulan dan penggunaan data pengguna.

Tahun ini, tren digital marketing banyak diarahkan pada pengumpulan data secara etis dan memperkuat strategi first-party data. Artinya, bisnis harus membangun database mereka sendiri melalui interaksi langsung dengan konsumen, seperti form, newsletter, atau program loyalitas.

Mengandalkan data dari pihak ketiga seperti pixel dan cookie eksternal tidak lagi sekuat sebelumnya karena berbagai pembatasan browser.

8. Pemasaran Berbasis Nilai dan Keberlanjutan

Konsumen saat ini tidak hanya membeli produk, mereka juga membeli nilai dari brand. Mereka ingin tahu apakah brand tersebut peduli pada lingkungan, komunitas, atau isu sosial tertentu.

Brand yang memiliki nilai kuat dan menyampaikannya dengan konsisten dalam strategi digital marketing cenderung lebih mudah mendapatkan kepercayaan. Misalnya, brand yang menerapkan produksi ramah lingkungan atau mendukung UMKM lokal.

Tren ini mendorong brand untuk tidak hanya menjual produk, tapi juga menyampaikan cerita dan komitmen mereka terhadap hal-hal yang dianggap penting oleh audiens.

Strategi yang Adaptif adalah Kunci

Dari delapan poin di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa tren digital marketing tahun ini sangat menekankan pada aspek personal, cepat, interaktif, dan berorientasi pada pengalaman pengguna. Hal yang dulu dianggap opsional, kini menjadi penentu keberhasilan dalam pemasaran online.

Perubahan ini menuntut pelaku bisnis untuk lebih adaptif dan responsif terhadap perubahan teknologi maupun perilaku konsumen. Tidak perlu langsung menerapkan semua tren, cukup mulai dari satu atau dua yang paling relevan dengan karakter bisnis Anda.

Tren boleh berganti, tapi esensi pemasaran tetap sama: menjalin hubungan yang kuat dengan konsumen dan memberikan nilai yang bermakna. Kalau kamu butuh jasa Digital Marketing Agency bisa ke Desainion Creative aja, strategi mengikuti tren dijamin brand kamu banjir penjualan.

Categories
ONLINE ADS

Cara Optimasi Google Ads untuk Konversi Tinggi

Google Ads bisa jadi senjata paling ampuh buat ningkatin penjualan online tapi kalau nggak dioptimasi dengan benar, ya cuma habis budget doang tanpa hasil. Nah, biar kamu nggak buang-buang uang dan bisa dapetin konversi yang maksimal, yuk pelajari gimana sih cara optimasi Google Ads yang efektif dan terbukti hasilnya.

Cara optimasi google dengan praktik terbaik

Kenapa Penting Banget Optimasi Google Ads?

Sebelum masuk ke tekniknya, kita harus paham dulu kenapa optimasi itu penting:

  • Biar budget nggak bocor: Tanpa optimasi, iklan bisa nyasar ke orang yang salah.

  • Dapetin leads berkualitas: Fokus ke orang yang benar-benar minat.

  • Tingkatin conversion rate (CVR): Semakin tepat targeting-nya, makin tinggi juga peluang closing.

1. Tentukan Tujuan Kampanye yang Jelas

Langkah awal sebelum ngiklan: tentuin dulu tujuan utama iklan kamu. Jangan asal jalan.

Apakah kamu mau:

  • Dapatkan lebih banyak leads?

  • Jual produk di e-commerce?

  • Bangun brand awareness?

Dengan tujuan yang jelas, kamu bisa milih jenis kampanye yang tepat: Search, Display, Video, Shopping, atau Performance Max.

Contoh: Kalau kamu jual rumah KPR, maka tujuannya bisa leads generation → pilih kampanye Search Ads atau Lead Form Extension.

2. Riset Keyword Itu Wajib

Keyword = jembatan antara user dengan produkmu.

Gunakan tools seperti:

  • Google Keyword Planner → gratis dari Google.

  • Ubersuggest → user-friendly.

  • SEMrush atau Ahrefs → lebih pro tapi berbayar.

Tips riset keyword:

  • Fokus pada keyword intent → apa maksud user saat cari kata itu?

  • Gabungkan short-tail (misal: Google Ads) dan long-tail keywords (misal: optimasi Google Ads untuk konversi tinggi).

  • Jangan lupa negatif keyword untuk filter pencarian yang nggak relevan.

3. Tulis Iklan yang Menjual dan Click-Worthy

Copywriting di Google Ads harus:

  • Menarik perhatian

  • Menyelesaikan masalah user

  • Ngajak klik (strong CTA)

Contoh struktur iklan:

Judul 1: Jasa Google Ads Terpercaya
Judul 2: Tingkatkan Omzet Bisnis Anda
Deskripsi: Butuh leads berkualitas? Kami bantu optimasi iklan Google Ads Anda agar hasilnya maksimal. Konsultasi gratis!

Tips:

  • Gunakan angka (contoh: “Mulai dari 100rb/hari”)

  • Sertakan kata emosional: “Maksimalkan”, “Gratis”, “Terbukti”

  • Selalu split test beberapa versi iklan

4. Gunakan Landing Page yang Fokus dan Cepat

Jangan bawa calon pelanggan ke homepage umum. Buatlah landing page khusus yang sesuai dengan iklan.

Landing page yang bagus:

  • Relevan dengan kata kunci iklan

  • Ada CTA jelas (contoh: “Isi Form Ini”, “Pesan Sekarang”)

  • Desain clean, loading cepat

  • Mobile-friendly

Koneksi antara iklan → landing page → konversi itu krusial

5. Manfaatkan Extensions

Google kasih fitur tambahan buat ningkatin performa iklan. Namanya Ad Extensions.

Jenis-jenis extension:

  • Sitelink: Tambahin link ke halaman lain (produk, promo, kontak).

  • Callout: Tambahan informasi seperti “Tanpa DP”, “Gratis Konsultasi”.

  • Structured snippet: Untuk highlight layanan atau produk.

  • Call extension: Tambahin nomor telepon langsung bisa di-klik.

Semua ini bantu tingkatin CTR (Click Through Rate) dan relevansi iklan kamu.

6. Optimasi Berdasarkan Data, Bukan Feeling

Setelah iklan jalan, jangan tinggal tidur.

Pantau metrik ini:

  • CTR (Click-Through Rate): Apakah orang tertarik klik iklan kamu?

  • Conversion Rate: Seberapa banyak yang akhirnya beli/daftar?

  • Quality Score: Penilaian Google terhadap relevansi iklan-mu.

  • Cost per Conversion: Apakah hasilnya sepadan dengan biaya?

Gunakan A/B Testing secara rutin:

  • Judul iklan A vs B

  • Landing page 1 vs landing page 2

  • CTA yang berbeda

Evaluasi minimal seminggu sekali, terus adjust

7. Gunakan Audience Targeting yang Presisi

Google Ads nggak cuma soal keyword. Kamu juga bisa mainin audiens biar makin tepat sasaran.

Jenis audiens:

  • Custom Intent: Orang yang cari keyword tertentu.

  • Affinity Audience: Berdasarkan minat dan kebiasaan.

  • In-market Audience: Lagi niat beli produk seperti punyamu.

  • Remarketing: Target orang yang udah pernah interaksi denganmu.

Tips Pro: Buat iklan khusus untuk remarketing → bisa 2x lebih tinggi konversinya.

8. Optimasi untuk Mobile Users

Lebih dari 60% klik iklan Google sekarang datang dari HP. Jadi pastiin:

  • Landing page kamu mobile-friendly

  • Form mudah diisi dari HP

  • CTA besar & gampang diklik

9. Gunakan Conversion Tracking

Jangan nebak-nebak hasil.

Aktifkan Google Ads Conversion Tracking atau integrasi dengan:

Dengan tracking, kamu bisa tau:

  • Dari iklan mana konversi paling banyak?

  • Channel mana paling efektif?

  • Apa yang harus ditingkatkan?

10. Gunakan Smart Bidding (Tapi Jangan Asal Pakai)

Smart Bidding = sistem otomatis Google untuk bid berdasarkan kemungkinan konversi.

Beberapa opsi:

  • Target CPA: Biaya per konversi yang ditargetkan

  • Maximize Conversions: Google akan cari konversi sebanyak mungkin

  • ROAS Target: Fokus ke return dari iklan

Tapi hati-hati, sistem ini butuh data minimal. Jadi, aktifkan setelah kampanye udah punya cukup konversi (biasanya >30 konversi dalam 30 hari).

Optimasi Google Ads itu bukan cuma soal pasang iklan, tunggu hasil. Tapi soal riset yang tepat, eksekusi yang cermat, dan analisa data yang konsisten.

Jangan buru-buru nyalahin platform kalau hasilnya nggak sesuai—seringkali masalahnya ada di cara kita ngiklan.

Mulai dari menentukan keyword yang relevan, bikin copywriting yang menarik, sampai remarketing untuk closing lebih banyak pelanggan, semua itu bagian dari strategi lengkap optimasi Google Ads untuk konversi tinggi.

Yuk, mulai perbaiki strategi Google Ads kamu sekarang juga. Kalau butuh bantuan, kamu bisa kerja bareng digital marketing agency jasa dari Desainion Creative yang ngerti cara mainnya.